Di tengah derasnya arus informasi dan emosi yang mudah meledak-ledak di ruang publik hari ini, kemampuan untuk menelaah sebelum bereaksi menjadi sangat penting. Membaca buku melatih kita untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan. Ia mengajari kita menyelami suatu persoalan dengan pikiran yang jernih, tidak sekadar mengikuti arus atau ikut-ikutan marah karena orang lain marah.
Seorang pembaca buku ibarat pengembara pikiran, ia terbiasa singgah di berbagai pemikiran, berdialog dengan beragam gagasan, dan karena itulah ia menjadi kaya literasi. Kekayaan ini membuatnya tidak mudah terprovokasi, tidak gampang tersulut oleh isu-isu yang tak jelas sumbernya. Ia tahu bahwa setiap persoalan punya latar, punya sebab, dan punya jalan keluar dan semua itu tak bisa dipahami dalam sekejap.